Portofolio 2 - Dinamika PTK di Indonesia

Perlukah Revitalisasi Pendidikan di Indonesia?

Latar belakang revitalisasi SMK ialah perubahan yang terjadi di segala bidang di era globalisasi. Kebutuhan dan tantangan dunia kerja yang semakin kompleks menuntut tenaga kerja (sumber daya manusia) yang mampu berkompetisi dengan bekal kompetensi yang profesional. Pendidikan diharapkan mampu melahirkan generasi bangsa yang berkarakter kuat, terampil, kreatif, inovatif, imajinatif, peka terhadap kearifan lokal dan technoprenership. dari latar belakang inilah pendidikan mempunyai peran penting untuk melahirkan lulusan yang bernilai jual tinggi dan bersaing di dunia industri. dari sini perlu untuk revitalisasi di dunia pendidikan yang bermaksud untuk memaksimalkan semua unsur pendidikan dan lembaga yang terkait dalam proses pendidikan di SMK.

Menilik Fenomena Bonus Demografi dan Angka Pengangguran SMK

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sampai Februari 2019 pengangguran terbuka paling banyak berasal dari lulusan SMK. Lulusan SMK yang menganggur mencapai 8,6 persen, diikuti lulusan Diploma 6,8 persen, lulusan SMA 6,7 persen, dan lulusan universitas 6,2 persen. Dimana rentang usia jenjang SMA/SMK - Universitas merupakan usia produktif. Hal ini merupakan fenomena bonus demografi yang nampak dari banyaknya pengangguran dari usia produktif. Bonus demografi sendiri merupakan situasi banyaknya penduduk usia produktif lebih tinggi dari pada usia muda dan lansia. Usia produktif yang siap kerja tentunya akan memberikan kontribusi yang besar dari segi kebutuhan SDM di dunia kerja. Namun, sebaliknya bila usia produktif yang tersedia banyak dan tidak siap kerja, maka akan berdampak pada tingginya ketidakterserapan di dunia kerja. Menurut Sutyastie dalam seminarnya pada tahun 2018 Bonus Demografi akan menjadi keuntungan bila pemerintah siap dan mampu menyiapkan SDM di usia produktif, namun akan menjadi permasalahan bila pemerintah tidak menyiapkan lapangan kerja dan kualitas SDM sehingga akan terjadi penggangguran yang besar dan menjadi beban negara.


 (koran-jakarta.com)

Adanya Revitalisasi Pendidikan Berhasil atau Tidak?

Mengacu pada isi penjelasan pasal 15 Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 di atas, pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Namun sampai saat ini tujuan tersebut belum tercapai. Hal ini disebabkan karena sistem penyelenggaran pendidikan tidak sesuai dan sejalan dengan definisi peserta didik yang dijelaskan dalam pasal 15 Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Kurang maksimalnya pencapaian tujuan pendidikan merupakan akibat dari sistem pendidikan yang tidak memberikan ruang bagi anak untuk mengembangkan potensi, bakat dan minatnya. Akibatnya masih banyak lulusan SMK yang tidak mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya, dan menyebabkan pengangguran (Hamdan, dkk, 2017)

Pengembangan pendidikan vokasi akan terarah dengan adanya sinergi yang baik antara lembaga pendidikan dan dunia kerja. Link and Match yang dilakukan oleh kedua belah pihak harus benar-benar diimplementasikan dengan baik, tidak hanya sebatas persayaratan tertulis. Tidak sedikit dunia kerja yang masih kurang berpartisi aktif dalam penerapan penyelenggaran link and match. Bila hasil link and match dapat berjalan dan terimplementasi dengan baik, maka program revitalisasi SDM akan berjalan dengan baik dan dapat dikatakan berhasil.

Mendikbud RI Nadiem Anwar Makarim mencanangkan program revitalisasi yang terkait dengan SDM pada tahun 2020. Revitalisasi ini memang diperlukan dengan upaya agar SDM dari jenjang SMK selaras dengan kebutuhan dunia kerja. Menciptakan lulusan SMK yang unggul, siap kerja, sesuai dengan kebutuhan dunia kerja menjadi harapan agar fenomena bonus demografi dapat menjadi keuntungan bagi pemerintah dan mengurangi beban pengangguran.

Pendidikan vokasi di Indonesia khususnya jenjang SMK, dilihat dari tingkat pendidikan masih tertinggi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Dari evaluasi tersebut Mendikbud menilai tingkat pengangguran SMK terbesut dikarenakan kurikulum pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, arah pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia difokuskan pada link and match antara kurikulum pendidikan dengan dunia kerja. Hal tersebut diharapkan adanya sinergi antara kebutuhan dunia kerja sebenarnya dunia kerja dengan sumber daya lulusan yang diberikan telah dibekali dengan kurikulum yang sama dengan dunia kerja.

Revitalisasi yang dicanangkan oleh pemerintah merupakan upaya dari pemerintah untuk menjawab permasalahan tingginya tingkat pengangguran dari lulusan SMK. Fokus pertama dalam revitalisasi yaitu dari segi SDM. Dimana SDM yang dimaksud tidak hanya dari lulusan, namun juga dari tenaga pengajar beserta kurikulum yang diberikan. Dari artikel yang ditulis oleh Kemenkopmk 05 Maret 2022, bahwa sebagai upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dalam menyongsong bonus demografi di era digital, kelompok usia produktif harus dibekali dengan keterampilan yang mampu mengembangkan potensi diri, baik sebagai pegawai maupun pengusaha. Peningkatan SDM jenjang SMK akan dapat dilaksanakan dengan mengimplementasikan hasil link and match yang telah dilakukan dengan dunia kerja. Keberhasilan program revitalisasi ini akan berhasil bila link and match yang dilakukan benar-benar terimplementasikan dengan baik, tidak hanya sebagai syarat tertulis yang tidak ada dukungan apapun.

Implementasi Link And Match sebagai penunjang keberhasilan Revitalisasi Pendidikan


Gambar. Kegiatan Penyelarasan dengan Dunia Kerja (Dokumentasi Pribadi, 2021)

Penguatan kerjasama dengan DUDIKA lewat program link and match sudah digalakkan sejak 2020 dalam bantuan SMK pusat keunggulan. Dalam bantuan pusat keunggulan pula sarana prasarana dimaksimalkan. Sehingga peralatan yang dimiliki SMK sudah sesuai dengan standart industri. Penyelarasan kurikulum juga menjadi hal dasar yang harus dilakukan SMK dengan DUDIKA, sehingga apa yang diberikan ke peserta didik adalah apa yang diinginkan oleh DUDIKA. Magang guru dan siswa, guru tamu juga tak luput menjadi perhatian untuk meningkatkann SDM di jenjang SMK.

Seperti yang telah disampaikan oleh Bapak Nadiem A. Makariem dalam artikel yang ditulis oleh Bernadetta F dalam halaman Gatra.com tahun 2020 bahwa fokus untuk SMK yaitu mencetak berbagai SMK yang dapat menjadi training of trainers. Benar sekali bila fokus revitalisasi ditujukan pada peningkatan SDM terlebih dahulu. Dengan peningkatan SDM maka lembaga pendidikan akan melakukan link and match dengan dunia kerja, memenuhi kebutuhan lulusan SMK sesuai dengan dunia kerja dan mencapai keberhasilan dari program revitalisasi itu sendiri. Program akan berhasil bila kedua belah pihak antara lembaga pendidikan dan dunia kerja bersinergi dengan baik dan mengimplementasikan hasil penyelarasan dengan saling mendukung.



Gambar. Kegiatan Outing Class dengan Dunia Kerja - Pemanfaatan Fasilitas Bersama
( Dokumentasi Pribadi - 2022)


Fenomema peserta didik yang berakhir dengan statement "Pokok Kerja" yang didasari oleh lapangan kerja yang tidak tersedia atau terbatas sebenarnya dapat diminimalisir dengan pengelompokkan bimbingan karir dan passion peserta didik sejak awal. Dewasa ini pemerintah mendukung adanya program BMW. 

Dalam artikel suaramerdeka.com 24 Mei 2021, menjelaskan bahwa Dirjen Vokasi Bpk Wikan Sakarinto mengatakan lulusan peserta didik vokasi disiapkan menjadi “BMW” yakni bekerja, melanjutkan pendidikan, dan wirausaha. Untuk itu selain ijazah, lulusan pendidikan vokasi dibekali dengan sertifikasi kompetensi dengan statement “Saya kompeten adalah ‘aku bisa ini, bukan aku sudah belajar ini'. 

Selain hard skills, kompeten juga mencakup soft skills dan karakter. Maka, dengan hal tersebut peserta didik yang tidak bekerja linierpun terarah dan tidak menjadi sebuah statement "Pokok e kerja" tapi mereka bekerja sesuai dengan passionnya.


Link video penjelasan pengenalan jurusan dari dunia kerja.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Vokasi

[Pendidikan Vokasi][bsummary]

Media Pembelajaran

[Media Pembelajaran][twocolumns]